| |

Khasiat Zat Aktif Tanaman Sambiloto untuk Penyembuhan Luka Bakar

Sumber gambar : Wikipedia

Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) sudah dikenal sejak lama sebagai tanaman obat karena beragam khasiatnya bagi kesehatan. Hal ini tidak mengherankan mengingat sambiloto mengandung berbagai metabolit sekunder yang juga berperan sebagai zat aktif yang memiliki efek terapeutik terhadap tubuh manusia. Beberapa senyawa yang dimaksud antara lain diterpen, flavonoid, stigmasterol, alkane, keton, aldehid, dan mineral (Rosindah et al. 2012).

Salah satu jenis senyawa diterpen yang teridentifikasi pada tanaman sambiloto adalah andrografolid. Rasa pahit pada daun dan batang sambiloto merupakan akibat dari karakteristik organoleptik senyawa andrografolid ini. Lebih jauh tentang andrografolid, senyawa ini telah dilaporkan kaya akan khasiat. Senyawa dengan struktur kimia C20H30O5 ini diketahui memiliki karakteristik antiinflamasi, antioksidan, immunomodulator, antikanker, hepatoprotektor, renoprotektor, kardioprotektor, antidiabetik, antimicrobial, antiparasitik, dan antiviral (Jayakumar et al. 2013).

Keanekaragaman fitokimia beserta potensi terapeutik tersebut menjadi latar belakang dalam mempelajari khasiat lain dari andrografolid. Prasetyo (2018) melakukan studi terkait efektivitas senyawa andrografolid untuk mempercepat proses regenerasi pasca kerusakan jaringan dan mencegah infeksi sekunder yang dalam hal ini fokus pada luka bakar. Obat luka bakar dengan senyawa aktif andrografolid dalam penelitian ini diformulasikan dalam bentuk gel dengan beberapa kelompok konsentrasi. Penelitian dilakukan terhadap hewan coba babi yang memiliki stuktur anatomi dan fisiologi seperti epidermis, dermis, serta jaringan adnexal yang sama seperti manusia (Bassols et al. 2014).

Teknologi nanopartikel juga dimanfaatkan pada penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pengantaran senyawa obat. Nanopartikel sendiri merupakan partikel berukuran 1-100 nm dengan salah satu tujuannya untuk mengatasi kelarutan zat aktif yang sukar larut. Selain itu, untuk meningkatkan kelarutan di dalam air dilakukan pula proses kompleksasi dengan siklodekstrin. Penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Ternyata, nanoemulgel andrografolid dengan konsentrasi 1% menunjukkan efektivitas terbaik untuk mempercepat persembuhan luka bakar dibandingkan obat luka bakar komersil. Sediaan ini pada hari ke-14 dapat mempercepat persembuhan luka melalui berbagai mekanisme, diantaranya mengurangi luas permukaan luka, mempercepat re-epitallisasi epidermis, dan meminimalisasi pembentukan jaringan parut. Tentu saja ini merupakan kabar gembira dalam dunia pengembangan obat dari bahan baku lokal. Di masa mendatang, sediaan nanoemulgel andrografolid yang potensial ini dapat dikembangkan lebih jauh sebagai obat luka dan dikomersialisasi sehingga lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan.

Referensi

Bassols A, Costa C, Eckersall PD, Osada J, Sabria J, Tibau J. 2014. The pig as an animal model for human pathologies: A proteomics perspective. Proteomics Clin Appl. 8(9):715-731.

Jayakumar T, Hsieh CY, Lee JJ, Sheu JR. 2013, Experimental and clinical phytoconstituent andrographolide. Evid Based Complement Alternat Med.2013(2013):1-16.pharmacology of Andrographis paniculata and its major bioactive.

Rosindah I, Sumaryono W, Surini S. 2014. Peningkatan kelarutan androgafolid dalam fraksi etil asetat herba sambiloto (Andrographis paniculata Nees) melalui mikroenkapsulasi dengan metode semprot  kering.  Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. April:80-92.

Prasetyo BF. 2018. Karakterisasi nanoemulgel andrografolid dalam kompleks inklusi beta siklodekstrin untuk luka bakar [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Penulis :
Dr. apt. Bayu Febram Prasetyo, S.Si., M.Si – Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *