
Bunga telang (Clitoria ternatea L.) merupakan tanaman merambat menahun dari famili Fabaceae yaitu suku kacang-kacangan atau polong-polongan. Bunga telang berbentuk seperti kupu-kupu, sehingga sering dijuluki sebagai Butterfly Pea. Di Indonesia, bunga telang pun dikenal dengan nama dan warna yang berbeda-beda yaitu bunga kelentit, kembang teleng, bunga talang dan taman lereng dengan warna biru, putih, ungu dan merah. Bunga telang dikenal sebagai tanaman hias, pewarna makanan alami dan bahan minuman serta sebagai obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Bunga telang dikonsumsi oleh masyarakat menjadi makanan dan minuman seperti nasi telang, pie telang, pudding telang, teh telang, dan pewarna sirup. Kondisi Indonesia yang memiliki iklim tropis membuat tanaman tumbuh dengan baik, namun budidaya bunga telang saat ini belum cukup bagus di Indonesia tetapi sangat diminati oleh masyarakat1. Tanaman ini tersebar di daerah beriklim tropis dan subtropis yaitu Asia dan Pasifik, Amerika dan Karibia, Afrika dan Australia2.
Keberagaman warna bunga telang disebabkan oleh salah satu zat kimia yaitu pigmen antosianin. Kandungan antosianin tersebut termasuk dalam golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan. Bunga telang mengandung senyawa fitokimia yang cukup beragam yaitu flavonoid, quersetin glikosida, tannin, saponin, triterpenoid, alkaloid, fenol, steroid, antrakuinon, dan asam linoleat1. Kandungan fitokimia tersebut menjadikan bunga telang sebagai obat tradisional oleh masyarakat. Beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan bunga telang pada produk pangan seperti muffin dan yogurt bermanfaat sebagai antibakteri 3. Bunga telang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antibakteri, anti inflamasi, analgesik, antiparasit, antihistamin dan imunomodulator1.
Kumpulan informasi ilmiah menyampaikan bahwa bunga telang beserta bagian tanaman lainnya seperti daun, akar dan biji memiliki khasiat untuk kesehatan. Bunga telang dilaporkan memiliki khasiat untuk mengobati rematik, asma, insomnia, disentri, demam, penyakit kulit, antiperiodik (mencegah keterulangan penyakit seperti malaria) pada tradisi pengobatan India. Daun, biji dan bunga telang untuk penyakit liver oleh bangsa Arab Saudi. Daun sebagai anti nyeri di Madagaskar, Myanmar dan Indonesia digunakan untuk kesehatan mata2. Khasiat dari tanaman bunga telang sudah diteliti sejak tahun 1950-an hingga saat ini. Beberapa penelitian melaporkan khasiat bunga telang sebagai antioksidan, antidiabetes, anti obesitas, anti inflamasi, antimikroba, antikanker, hepatoprotektif dan beberapa manfaat fungsional lainnya. Salah satu kandungan fitokimia yang berperan penting yaitu polifenol2.
Peran bunga telang sebagai antioksidan dapat mencegah terjadinya penyakit degeneratif yang diakibatkan oleh peningkatan stress oksidatif. Aktivitas bunga telang sebagai antidiabetes ditunjukkan dalam menurunkan kadar gula darah melalui peningkatan sekresi insulin. Selain itu, bunga telang telah dibuktikan sebagai antikanker dalam menghambat pertumbuhan sel kanker atau efek sitotoksiknya pada sel kanker. Potensi bunga telang sebagai antiinflamasi juga dibuktikan dalam memberikan perlindungan pada penyakit inflamasi kronis dengan menekan produksi mediator pro-inflamasi yang berlebihan oleh sel makrofag2. Multikomponen dari zat aktif dalam bunga telang sudah banyak dibuktikan dalam berbagai penelitian untuk menunjang kesehatan manusia, baik dari ekstrak bunga, biji, daun maupun akarnya.
Referensi:
1. Zahara M. (2022). Deskripsi tunga telang (Clitoria ternatea L.) dan manfaatnya. Jurnal Jeumpa. 9(2):719-728.
2. Marpaung AM. (2020). Tinjauan manfaat bunga telang (Clitoria ternatea L.) bagi kesehatan manusia. Journal of Functional Food and Nutraceutical, 1(2), 63-85. 3. Nabila, F. S., Radhityaningtyas, D., Yurisna, V. C., Listyaningrum, F., Aini, N. (2022). Potensi bunga telang (Clitoria ternatea L.) sebagai antibakteri pada produk pangan. JITIPARI 7(1), 68-77.
Penulis : Dr. Apt. Bayu Febram Prasetyo, SSi., MSi.