| |

GOOD MANUFACTURING PRACTICE ASPEK LABORATORIUM

        Good Manufacturing Practices (GMP) adalah suatu konsep manajemen yang berbentuk prosedur dan cara kerja dalam menghasilkan produk dengan baik yang akan dijual kepada konsumen. Dan menurut Ananta (2008) GMP merupakan persyaratan dasar (pre requisite) yang berkaitan dengan persyaratan dasar suatu operasi bisnis pangan untuk mencegah kontaminasi akibat suatu operasi produksi atau penanganan pangan.

        GMP di Indonesia dikenal dengan nama Cara Produksi yang Baik (CPB). Perbedaan istilah ini hanya dikarenakan perbedaan bahasa yang digunakan saja. Yang jelas, GMP diterapkan untuk mengontrol kualitas produksi suatu perusahaan agar memenuhi standar yang ada sebelum dikonsumsi oleh konsumen.

Good Manufacturing Practices mencakup 18 aspek yang sudah ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri Perindustrian nomor 75/M/IND/PER/7/2010 dengan susunan sebagai berikut :

  • Lokasi pabrik
  • Bangunan
  • Produk akhir
  • Peralatan pengolahan
  • Bahan produksi
  • Hygiene personal
  • Pengendalian proses pengolahan
  • Fasilitas sanitasi
  • Label
  • Keterangan produk
  • Penyimpanan
  • Pemeliharaan sarana pengelolaan dan kegiatan sanitasi
  • Laboratorium
  • Kemasan
  • Transportasi
  • Pelatihan
  • Penarikan produk
  • Pelaksanaa produk

        Pada artikel ini, disini kami akan menjelaskan Good Manufacturing Practice aspek Laboratorium. Dimana laboratorium GMP merupakan laboratorium yang telah memenuhi standar GMP dan telah disetujui oleh FDA untuk mulai berproduksi. Selain memenuhi persyaratan GMP awal, laboratorium GMP harus siap menjalani inspeksi mendadak dan terjadwal secara rutin untuk mempertahankan status GMP-nya. Karena standar GMP berubah secara teratur saat FDA mengumpulkan informasi baru, standar saat ini disebut sebagai CGMP, dan semua laboratorium harus mengambil inisiatif untuk memperbarui fasilitasnya dengan mengubah peraturan CGMP. Merancang lab GMP dapat menjadi tugas yang sulit karena FDA memiliki berbagai peraturan mengenai aliran udara, lokasi lab, prosedur pengujian, dan lainnya untuk memastikan kualitas dan konsistensi produk serta untuk melindungi kesehatan masyarakat. Dengan bantuan desainer lab yang berpengalaman yang berpengalaman , dimungkinkan untuk membuat ruang lab yang sesuai dengan GMP dengan cepat dan efisien yang akan siap untuk mulai beroperasi dalam waktu singkat.

        Prosedur GMP dapat digunakan untuk menginformasikan bagaimana setiap aspek proses pembuatan bekerja dari saat produksi dimulai hingga saat produk tersebut disetujui untuk dijual. Prosedur GMP mencakup segala sesuatu mulai dari pelatihan dan higiene personel hingga peralatan khusus, bahan, dan pertimbangan desain laboratorium.

        Secara keseluruhan, prosedur GMP membantu menegakkan beberapa prinsip utama diantaranya;

Kebersihan : Fasilitas manufaktur yang mematuhi GMP harus bekerja untuk menjaga lingkungan yang higienis bebas dari kontaminan, alergen, dan zat tidak aman yang dapat menyebabkan pemalsuan produk atau bahan.

Keselamatan : Semua personel yang bekerja di dalam laboratorium GMP harus menjalani pelatihan keselamatan dan operasional yang kritis. Selain sistem yang memastikan keamanan, laboratorium GMP juga memiliki serangkaian cadangan dan prosedur darurat untuk menangani masalah yang mungkin lolos dari celah. Misalnya, semua laboratorium GMP harus memiliki proses komprehensif yang ditetapkan dengan tegas untuk melacak dan mengingat kembali semua bets jika terjadi kesalahan produksi.

Pencatatan : Meskipun FDA melakukan audit rutin dan mendadak atas prosedur GMP di fasilitas di seluruh negeri, staf fasilitas itu sendiri harus menyimpan catatan yang jelas dan terperinci dari semua prosedur untuk membuktikan kepatuhan terhadap standar GMP. Catatan harus dibuat selama proses pembuatan dan harus tersedia untuk FDA atau pejabat pengatur selama audit atau jika timbul kekhawatiran. Menyimpan catatan terperinci juga dapat membantu menghilangkan atau menentukan di mana masalah mungkin terjadi selama pembuatan. Dengan mendokumentasikan setiap langkah secara hati-hati, staf memainkan peran penting dalam menjaga integritas produk dan keamanan fasilitas.

KESIMPULAN:

Dengan adanya laboratorium dalam Good Manufacturing Practice dapat membangun kualitas yang baik selama proses manufaktur. Sehingga masalah atau keluhan yang terkait dengan produk yang dibuat di lab dapat ditanggapi dengan cepat, serius dan diselidiki secara maksimal. Produk yang sudah tidak layak harus ditarik kembali.

RESERENSI:

– Ananta, R. (2008). Sistem Managemen Mutu dan Keamanan Pangan pada Perusahaan Jasa Boga. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 2(6), 263 – 272.

– Departemen Perindustrian RI. 2010. Peraturan Menteri Perindustrian No. 75 tahun 2010 Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik/Good Manufacturing Practice. Jakarta.

– one pointte, 2010. Good Manufacturing Practice

PENULIS: Ismi Puji Apriani, Zevania Toguria Nadeak

Similar Posts