|

Mengungkap Bahaya Etilen Glikol dan Dietilen Glikol Dalam Sirup Yang Berefek Buruk Pada Kesehatan Manusia

Pada akhir tahun lalu, masyarakat dihebohkan dengan adanya peristiwa gagal ginjal akut yang terjadi pada usia anak – anak. Diduga penyebab dari masalah tersebut yaitu etilen glikol dan dietilen glikol, yang merupakan pelarut sirup umumnya sering  digunakan. Etilen glikol dan dietilen glikol adalah zat kimia yang dapat bersifat toksik apabila melebihi batas kadar yang telah ditentukan oleh WHO. Jika berlebihan bisa mengakibatkan terjadinya gangguan pencernaan sampai dengan terberat yaitu gagal ginjal akut.

Etilen glikol ini biasanya sering digunakan sebagai pelarut pada industri terutama industri obat, ciri khasnya yaitu rasanya manis dan tidak bewarna. Dietilen glikol sebenarnya sama dengan etilen glikol yang sering digunakan sebagai pelarut pada obat sama halnya dengan gliserin, tetapi etilen glikol dan dietilen glikol dapat bersifat toksik bila kadarnya berlebihan. Kontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol dapat juga dijumpai pada obat – obat yang mengandung profilen glikol, polietilen glikol, sorbitol dan gliserin apabila digunakan didalam obat sebagai pelarut. Batas standar yang diperbolehkan oleh kemenkes mengenai konsumsi etilen glikol dan dietilen glikol adalah 0,5 mg/kg BB perhari. Biasanya zat kimia ini dapat menghasilkan dampak toksik ke dalam tubuh sekitar 72 jam setelah dikonsumsi. Gejala keracunan di 30 menit sampai 12 jam pertama yaitu sakit kepala, mual dan muntah, nigtagmus, ataksia. Pada 12 sampai 48 jam dapat terjadi asidosis metabolik (penumpukan racun dalam tubuh) dimana krista kalsium oksalat yang merupakan hasil metabolik dari etilen glikol dapat menumpuk pada paru-paru, otak, jantung dan ginjal. Sehingga dapat terjadi sesak nafas, kejang, hipertensi atau hipotensi. Pada 1-3 hal akan mengakibatkan peristiwa yang belakangan ini sering kita dengar yaitu gagal ginjal akut (BPOM RI, 2017).

Penyebab gagal ginjal akut yaitu jadi etilen glikol didalam tubuh tentunya akan mengalami metabolisme di dalam hati kemudian akan menjadi asam glikolat dan jika terjadi penumpukan didalam darah, maka akan mengakibatkan darah menjadi asam yang akan menyebabkan mual dan sesak. Asam oksalat akan diubah menjadi kalsium oksalat, kalsium oksalat tersebut yang mengakibatkan terbentuknya batu ginjal. Kalsium oksalat ini jika mengkristal akan membentuk runcing yang dapat melukai organ ginjal sehingga dapat menyebabkan gagal ginjal.

Pencegahan dan sosialisasi perlu dilakukan terhadap masyarakat terkait dengan pencegahan yang dapat secara mandiri dilakukan oleh masyarakat. Hal yang dapat dilakukan yaitu membeli obat pada tempat yang resmi seperti apotek, rumah sakit, puskesmas atau klinik kesehatan. Kedua mengkonsumsi obat sesuai dosis yang dianjurkan, ketiga tetap mengupdate informasi mengenai obat-obat yang termasuk kedalam daftar obat yang mengandung kadar etilen glikol dan dietilen glikol cukup tinggi. Keempat, meminta saran kepada apoteker terkait informasi mengenai obat yang aman dikonsumsi. Kelima memeriksa komposisi obat yang ada pada setiap kemasan, keenam jangan membeli obat hanya tergiur karna harganya yang murah dan ketujuh selalu membaca dan mencari sumber berita yang benar dan tetap tenang tidak perlu panik yang penting waspada (Walean et al., 2018)

REFERENSI :

BPOM RI.2017. Klasifikasi Penjelasan tentang Isu Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik.

Dasompang, E, S,. Zebua,. N, F,. Julanty, S, M,.2023. Sosialisasi Terhadap Masyarakat Tentang Membeli dan Menggunakan Obat Secara Aman Di Kelurahan Sumber Karya, Kecamatan Binjai Timur. Jurnal Pengabdian Masyarakat Tjut Nyak Dhien. Vol 2. No (1).

Walean, M., Rumondor, R., Maliangkay, H. P., Rostina Melpin, dan, Manado, P., Studi Farmasi, P., & Tinggi Ilmu Kesehatan Trinita Manado, S. (2018). Pengaruh pemberian ekstrak etanol Kulit Batang Pakoba (Syzygium sp.) terhadap gambaran hispatologi ginjal tikus putih yang diinduksi etilen glikol. Chem. Prog, 11(1).

PENULIS :

apt. Farhamzah, S.Si., M.T.I., Riana Ardianti, Depita Nurapni

Similar Posts