|

KONTROVERSI SEDIAAN ORALLY DISOLVING FILM DALAM SEDIAAN SOLIDA

Rute pemberian obat merupakan cara obat dimasukkan dalam tubuh. Rute pemberian obat dikelompokkan menjadi 3 yaitu enteral (oral, sublingual, rektal), parenteral (intravena, intramuskular, subkutan), dan rute lainnya (inhalasi, intranasal, intrarektal, topikal, transdermal). Masing-masing rute pemberian obat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu rute pemberian obat yang paling umum dan paling banyak diketahui oleh masyarakat adalah rute pemberian oral.
Bukan tanpa alasan bagi para industri farmasi untuk tetap menciptakan obat-obatan dengan rute pemberian oral karena memiliki kelebihan terutama dari sisi keamanan, kenyamanan, non invasif, dan biaya produksi yang murah. Sementara itu pemberian obat melalui rute oral tidak selamanya memberikan keuntungan. Menurut Ansel dalam buku Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat beberapa permasalahan yang umum ditemui yaitu kesulitan menelan seperti sediaan solida (tablet dan kapsul keras) bagi pasien pediatri (anak-anak) dan geriatri (pasien lansia) yang berisiko tersedak pada penggunaanya sehingga tingkat kepatuhan pasien dalam pengobatan berkurang yang mengakibatkan efek terapi tidak optimal.

(Sumber : Springerlink.com)

Sediaan Orally Dissolving Film (ODF) adalah Sediaan film lapis tipis dengan zat aktif yang dilarutkan dalam polimer hidrofilik sehingga melekat ketika ditempatkan di atas lidah dan terhidrasi secara cepat tanpa membutuhkan air minum. Film kemudian terlarut dan dengan segera melepaskan zat aktif dari bentuk sediaannya, sehingga zat aktif dapat dengan mudah sampai ke pembuluh darah dan nilai bioavailabilitasnya baik.
Secara fisiologis mukosa rongga mulut mengandung saliva ( air liur) yang dapat melarutkan film. Selain itu terdapat vaskularisasi pembuluh darah yang dapat menyerap obat secara cepat dengan demikian
diperoleh bioavailabilitas lebih baik. Umumnya pada sediaan yang diberikan secara oral proses absorbsi terjadi di saluran cerna dan masuk ke hati sebelum disebarkan ke sirkulasi umum. First pass metabolism terjadi di usus atau hati membatasi efikasi banyak obat ketika diminum oral. Sediaan film lapis tipis masih berada dalam tahap pengembangan awal yang masih perlu penyempurnaan. Terdapat beberapa keuntungan yaitu Menghindari risiko tersedak, Menghindari first pass effect metabolism, Onset cepat, Stabilitas lebih baik, Tidak memerlukan air minum pada penggunaannya, Kenyamanan penggunaan dan ketepatan dosis, Dapat diberikan kepada pasien yang menderita disfagia (kesulitan menelan), emesis lambung, gangguan mental, pediatri, dan geriatric, Dapat ditujukan untuk efek lokal maupun sistemik, Fleksibilitas yang baik serta mudah dibawa bepergian, sehingga meningkatkan kepatuhan pasien, Menutupi rasa pahit obat berkat polimer pembentuk film dan eksipien lain, Mukosa oral/bukal memiliki banyak vaskularisasi sehingga obat bisa segera terserap dan memasuki sirkulasi sistemik, Luas permukaan yang besar sehingga film menjadi mudah larut.
Adapun kekurangan sediaan Orally Dissolving Film yaitu, Tidak dapat digunakan untuk obat yang memiliki dosis tinggi, Obat yang menyebabkan iritasi rongga mulut tidak dapat diformulasikan, Memerlukan kemasan khusus yang mampu melindungi dari air, karena mudah terdegredasi dan sifatnya rapuh, Karena sedian ini segera terlarut, bila terjadi efek merugikan penghentian dosis sulit dilakukan, Termasuk sediaan baru dan masih sedikit penelitiannya, Sensitif terhadap kelembaban, Memiliki tantangan dalam menyeragamkan dosis.

REFERENSI
B. Bhyan, S. Jangra, M. Kaur, and H. Singh, “Orally Fast Dissolving Films: Innovations in Formulation and Technology,” Int. J. Pharm. Sci. Rev. Res., 2011.
H. . Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit UI Press, 2005.
T. R. Fajria and R. F. Nuwarda, “Teknologi Sediaan Oral Lapis Tipis Terlarut Cepat (Fast Dissolving Film),” Maj. Farmasetika, vol. 3, no. 3, p. 58, May 2018, doi: 10.24198/farmasetika.v3i3.23341.
J. M. Joshua, R. Hari, F. K. Jyothish, and S. . Surendran, Fast Dissolving Oral Thin Films: An Effective Dosage Form For Quick Releases. International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research. 2016
N. N. and V. Nurilawati, Farmakologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kemenkes RI.
2017.

PENULIS : Apt. Nia yuniarsih, M.Farm, Adam Permana, Adinda Khoerun Nissa, Khoirul Haniatin, Novita Andriyani, Adiva Nafila Zulfa, Vika Safira.

Similar Posts