
Menurut Riset Kesehatan Dasar, anemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan tempat tinggal, anemia ditemukan lebih tinggi di pedesaan dibandingkan di perkotaan, yaitu sebesar 22,8%. Secara nasional, prevalensi anemia adalah 28,1% pada anak di bawah 5 tahun dan 29% pada anak usia 5 sampai 12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa angka ini mendekati masalah kesehatan masyarakat yang serius dengan batas prevalensi anemia ≥ 40%.
Apa itu anemia? Secara medis, anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah lebih sedikit dari biasanya. Secara umum, pria dan wanita memiliki kadar hemoglobin normal yang berbeda. Anemia biasanya didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 g/100 ml pada pria dan kurang dari 12 g/100 ml pada wanita.
Salah satu alternatif penambahan sel darah merah dalam tubuh yaitu dengan mengonsumsi sayuran yang mengandung zat besi. Zat besi dapat ditemukan dalam sayur-sayuran, seperti bayam (Amaranthus sp). Bayam yang dimasak mengandung zat besi sebanyak 8,3 mg/100 gram. Zat besi pada bayam berkhasiat untuk pembentukan hemoglobin dalam darah.

Kandungan yang terdapat pada bayam merah (Amaranthus Tricolor L.) yaitu seperti protein, lemak, karbohidrat, kalium, kalsium, mangan, fosfor, besi, amarantin, rutin, purin, niasin, vitamin A, B1, B2, dan C, serta karoten, klorofil, dan saponin. Jika dibandingkan dengan sayuran lainnya, tanaman bayam memiliki kandungan zat besi yang relatif tinggi sehingga sangat membantu bagi individu yang menderita anemia.
Seperti yang kita ketahui, kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, karena zat besi merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh kita. Kandungan zat besi bayam merah yang tinggi membantu tubuh menyerap nutrisi dari penyaringan dalam darah, sehingga menurunkan tekanan darah dan mencegah anemia. Kandungan antosianin bayam merah merupakan antioksidan yang membantu menjaga kestabilan tubuh dan mengandung Fe atau senyawa besi untuk mengatasi anemia yang disebabkan kekurangan zat besi.
Salah satu faktor yang menentukan sumber daya manusia yang berkualitas adalah pangan yang bergizi, yang diperoleh melalui konsumsi pangan yang baik. Salah satu jenis pangan yang dibutuhkan tubuh untuk memenuhi kualitas konsumsi yang baik yaitu sayuran. Namun tidak sedikit orang yang tidak menyukai sayuran karena dianggap rasanya yang tidak enak. Padahal sayuran sendiri memiliki banyak manfaat loh!
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang banyak yang membuat inovasi resep mengenai sayuran yang dijadikan sebagai olahan makanan enak tetapi tidak menghilangkan khasiat dari sayuran tersebut. Sehingga orang yang tadinya tidak menyukai sayuran, sekarang bisa mengkonsumsinya dan dapat menikmati khasiat dari sayuran tersebut. Contohnya yaitu inovasi pudding dari bahan bayam merah untuk pencegahan anemia.
Bahan awal pembuatan puding adalah tepung rumput laut atau agar-agar yang kemudian diolah menjadi gel dengan menambahkan air dan direbus. Membuat puding tidak terlalu sulit, bahan-bahannya sederhana, namun meskipun mudah namun perlu ketelitian dan kecermatan dalam mencampur bahan-bahan yang berbeda untuk mendapatkan puding dengan rasa dan tekstur yang diinginkan. Jika tidak sesuai, puding yang dihasilkan akan terlalu lembek atau terlalu keras. Keduanya sama-sama tidak diinginkan. Karena yang diinginkan adalah puding yang lembut, halus, tidak ada yang keras, tidak ada yang lembek, enak dipandang dan enak disantap. Adapun prosedur pembuatannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

REFERENSI :
Astuti, KHEW., Sugit., dan Anik HW. 2015. Pengaruh konsumsi jus bayam merah terhadap peningkatan kadar Hb pada ibu hamil di Kecamatan Tawangmangu. Jurnal Ilmiah Kebidanan. 6(1): 72-79.
Fajriyah, S. N. dan Oktafa, H. (2020) “Studi Pembuatan Puding Kombinasi Belimbing Wuluh dan Jambu Biji Merah Sebagai Alternatif Makanan Selingan Sumber Antioksidan,” HARENA: Jurnal Gizi, 1(1), hal. 41–55.
Faralia. 2012. Keajaiban Antioksidan Bayam. Yogyakarta: PT Alex.
Herani dan Rahardjo, M. 2015. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Marmi, 2017. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm 166-351. Proverawati A. A. S. 2014. Buku Ajar Gizi dan Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Riskesdas. Riset kesehatan dasar. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013.
Rizki. 2013. Efektifitas Terapi Kombinasi Jus Bayam Dan Tomat Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Dengan Anemia. JOMPSIK UNRI 9(1) : 1-9.
PENULIS:
apt. Farhamzah, S.Si, M.T.I, Adiva Nafila Zulfa, Intan Nurcahyani, Kamelia Risna.