Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) merupakan salah satu tanaman kaya manfaat. Belimbing wuluh termasuk jenis pohon yang hidup diketinggian sampai 500 meter diatas permukaan laut. Populasi tanaman ini sangat melimpah di masyarakat baik di pekarangan atau sebagai tanaman peneduh di halaman rumah. Tanaman ini merupakan tanaman tropis yang dapat berbuah sepanjang tahun. Buahnya lonjong, warna buahnya hijau muda bila masih muda dan bila sudah matang berwarna kekuningan kusam dengan kandungan air t inggi, rasanya pun masam, bunganya berwarna merah kecil kecil seperti bintang dan bergerombol (Saraswati dan Setyaningsih, 2018).
Buah belimbing wuluh dilaporkan mengandung banyak vitamin C alami yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan perlindungan terhadap berbagai jenis penyakit. Sementara itu, hasil pemeriksaan kandungan kimia buah belimbing wuluh menggunakan ekstrak etanol yaitu mengandung senyawa oksalat, fenol, flavonoid, pektin saponin, tannin, glukosida, asam forminat, asam sitrat, dan beberapa mineral seperti kalsium dan kalium (Putriana, 2018). Berdasarkan hasil analisa kadar vitamin C pada buah belimbing wuluh menunjukan bahwa sari buah belimbing wuluh mengandung vitamin C sebanyak 80,96 mg/ 100 ml (Srimuliati, 2015).
Peran vitamin C di dalam sistem imun berkaitan erat dengan peran vitamin C sebagai antioksidan, dimana vitamin C mudah mendonorkan elektronnya ke radikal bebas maka sel- sel termasuk sel imun terlindung dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas (Hery, 2007). Vitamin C juga dapat meningkatkan fungsi imun dengan menstimulasi produksi interferon (protein yang melindungi sel dari serangan virus). Tidak hanya itu saja, vitamin C juga mempunyai peran dalam sintesa kolagen untuk menjaga kesehatan kulit. Kulit adalah salah satu jaringan tubuh yang berperan di dalam imunitas non spesifk. Kulit yang utuh dan sehat dapat menjaga masuknya unsur patogen ke dalam tubuh. Kulit merupakan barier pertama yang menjaga masuknya benda asing sehingga mencegah terjadinya infeksi. Kekurangan vitamin C dapat menimbulkan tanda- tanda klinis seperti perdarahan dan bengkak di gusi, rasa nyeri pada persendian akibat konsentrasi vitamin C di plasma darah dan leukosit yang sangat rendah. Kekurangan vitamin C juga dapat menyebabkan penu- runan sistem kekebalan tubuh seluler (Siswanto et al., 2013).
Cara Mengonsumsi Belimbing Wuluh:
Tiga buah blimbing wuluh ukuran sedang, sedikit gula, dan air. Rebus bahan tersebut selama satu jam hingga air tertinggal sedikit, tunggu hingga dingin, lalu saring airnya. Minum air rebusan blimbing wuluh ini dua kali sehari, tiap pagi dan malam setelah makan. Jangan minum air rebusan belimbing wuluh dalam kondisi perut kosong karena akan memicu naiknya asam lambung (Tribunjogja.com, 2017).

DAFTAR PUSTAKA
Hery, W. 2007. Antioxidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius Jogjakarta. Yogyakarta.
Putriana, A. 2018. Ekstrak buah belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) sebagai ovisida keong mas (Pomacea Canaliculata L). Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Saraswati, RA., dan Setyaningsih, E. 2018. Potensi tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) terhadap beberapa penyakit pada sistem cardiovascular. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek III (2018).
Siswanto., Budisetyawati., dan Ernawati F. 2013. Peran beberapa zat gizi mikro dalam sistem imunitas. Gizi Indon, 2013, 36(1): 57-64.
Srimuliati, E. 2015. Pemanfaatan sari buah belimbing wuluh jurnal akuakultur rawa Indonesia (Averrhoa bilimbi) pada pakan untuk mengendalikan infeksi Aeromonas hydrophila pada ikan lele sangkuriang (Calrias sp.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. Palembang.
Tribunjogja.com. Meski rasanya asam, belimbing wuluh punya 5 khasiat ini mulai obati jerawat hingga rematik. Diambil kembali dari http:// jogja.tribunnews.com/2017/12/ 20/meski-rasanya-asam- belimbing-wuluh-punya-5- khasiat-ini-mulai-obati- jerawat-hingga- rematik?page=all
Tim Penulis
Laela Tusyaadah, Nurgustiyanti, Sabila Nur Safitri, dan Maulana Yusuf Alkandahri; Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang, Jawa Barat.
Sumber : Bintangnews, Edisi Cetak: Januari 2021